HMPS PGMI IAILM Gelar Webinar Pendidikan Nasional

Screenshot (18)

Bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional tahun 2022, Himpunan Mahasiswa Program Studi PGMI Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya Tasikmalaya menggelar webinar pendidikan secara daring, Kamis (25/11).

Ketua Prodi PGMI IAILM Suryalaya, Nana Suryana, S.Ag, M.Pd. membuka webinar yang mengusung tema “Menjadi Guru Masa Depan”.

“Era society 5.0 merupakan konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Manusia dapat mengintegrasikan kehidupan antara dunia maya dan dunia nyata dengan baik untuk keselarasan dan kualitas hidup,” ujar Nana dalam webinar yang diikuti ratusan peserta terdiri dari mahasiswa, dosen, dan guru.

Di era itu, tambah Nana, setiap orang harus menjadi manusia kreatif, inovatif, produktif, adaptif dan kompetitif. Untuk melahirkan sumber daya manusia yang memiliki berbagai kompetensi tersebut, maka guru memiliki peran yang sangat strategis.

Tampil sebagai narasumber webinar, Dr. Dindin Ridwanudin, M.Pd (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ai Rahmah Musyarofah, M.Pd. (Pengurus Pusat Persatuan Guru Madrasah) dan Galih Hermawan (Mahasiswa PGMI IAILM Suryalaya).

Dalam materinya Dindin, menyoroti bagaimana tantangan guru masa depan. Menurutnya, ada banyak tantangan yang dihadapi guru terutama memasuki era society 5.0.

“Era Society 5.0 menuntut manusia memiliki 4C (Creativity, Ctitical Thingking, Communication, Collaboration). Karenanya guru harus menjadi manusia yang inisiatif, reflektif dan inovatif,” ucapnya.

Agar guru memiliki kemampuan itu, guru harus mau mengubah pola pikir, siap berubah dan petakan pikiran menuju jalan perubahan, sambungnya.

Ai Rahmah mengupas kondisi guru antara harapan dan kenyaataan. Menurutnya menghadapi era society 5.0 guru harus memiliki ada profil. yaitu agamis dan humanis, literat dan moderat, adaptif akomodatif dan kreatif inovatif

“Ada realita guru di lapangan yaitu menutup diri dari perubahan, menganggap siswa tidak lebih pinter dari gurunya, banyak belum melek teknologi. Dan masih ada guru yang memperlakukan siswa berdasarkan latar belakangnya,” imbuhnya.

Sebagai mahasiswa, Galih Hermawan menegaskan, mahasiswa sebagai agen perubahan harus menyiapkan diri sebagai insan yang kreatif, inovatif, mandiri, kolaboratif dan reflektif.

Bagikan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Scroll to Top